SELATANTIMES.COM-BOLSEL –Pemandangan yang berbeda terjadi dhari Senin, 14 Juli 2025, di seluruh penjuru sekolah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Tidak seperti biasanya, gerbang-gerbang sekolah dipenuhi oleh para ayah yang datang dengan senyum bangga dan langkah mantap. Mereka bukan sekadar mengantar, tetapi juga hadir secara utuh untuk anak-anak mereka.
Wujud wajah Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), yang mengajak para ayah mengambil peran lebih dalam kehidupan anak, dimulai dari momen penting: hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026.
Salah satu sosok yang ikut serta adalah Bupati Bolsel, Iskandar Kamaru. Pagi itu, pukul 06.30 WITA, ia meninggalkan rumah dinasnya di Bolaang Uki.
Bukan untuk menghadiri rapat atau peresmian proyek, melainkan untuk sebuah agenda yang lebih pribadi dan bermakna yaitu mengantar sang anak ke SD Negeri 1 Molibagu. Dengan pakaian pakaian dinas dan wajah berseri, Iskandar menuntun anaknya hingga ke pintu gerbang sekolah.
Di sana, ia menyempatkan diri berbincang dengan guru-guru, menyerap suasana penuh harapan yang menyelimuti pagi itu.
“GATI ini tidak hanya berdampak secara emosional dan psikologis kepada anak-anak, tetapi juga menjadi simbol keterlibatan aktif seorang ayah dalam kehidupan sehari-hari anaknya,” ucap Bupati Iskandar.
Ia menekankan, kehadiran sosok ayah di hari pertama sekolah memberi banyak manfaat memperkuat ikatan keluarga, membangun rasa percaya diri anak, hingga menanamkan nilai-nilai kemandirian dan semangat belajar sejak dini.
“Semoga anak-anak Bolsel menjadi generasi yang berguna bagi bangsa dan negara,” harapnya tulus.
GATI di Bolsel digerakkan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), sebagai bagian dari program nasional yang didukung penuh oleh pemerintah pusat. Gerakan ini merujuk pada Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025, serta didukung oleh BKKBN dan surat imbauan langsung dari Bupati Bolsel.
Tak hanya di SD Negeri 1 Molibagu, antusiasme serupa terlihat di PAUD, SD, SMP, hingga SMA di seluruh Bolsel. Jalanan pagi itu penuh dengan kendaraan roda dua dan empat yang dikendarai para ayah, menjemput momen penting dalam kehidupan anak mereka. Seperti yang dilakukan oleh Taufik Dali, warga Tomini, yang mengantar anaknya ke sekolah dasar.
“Biasanya istri yang urus semua. Tapi hari ini, saya yang ambil alih. Rasanya luar biasa,” katanya, tersenyum.
Gerakan ini bukan hanya seremonial, melainkan pesan kuat bahwa pendidikan anak bukan hanya urusan ibu, tetapi tanggung jawab bersama. Bahwa ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pelindung, pembimbing, dan teladan.*
